Jalan Raya Di Atap Gedung, Serta Jalan dan Jalur Penembus Gedung Ini, Akan Menjadi Inspirasi Kota-kota Besar Di Indonesia



Kota Chongqing yang terletak di bagian tenggara Cina adalah kota metropolis yang penduduknya berjumlah 49juta jiwa. Jumlah penduduk yang banyak itu membuat para arsitek dan perencanaan kota mengeluarkan ide kreatifnya dalam membuat transportasi publik seefisien mungkin. Memudahkan dan irit lahan!

Apakah kamu pernah terpikir ada sebuah tempat tinggal yang di dalamnya bisa dilalui kereta ? Percaya atau tidak, ternyata memang ada lho. Bangunan tinggi yang berada di China ini sebetulnya memiliki bentuk yang tidak jauh berbeda dengan apartemen lainnya. Letak perbedaannya hanya di bagian tengah – di mana ada jalur yang menghubungkan langsung ke luar.

Saat mendengar ada gedung unik yang di dalamnya bisa dilalui kereta, kamu mungkin berpikir kalau bangunannya modern dan masih baru. Sebenarnya bangunannya ya nggak baru dan modern juga. Tapi yang jelas, para penghuni apartemen yang berada di Chongqing Cina ini sangat dimudahkan dalam beraktivitas lantaran gampang banget saat mau berpergian. Karena mereka tinggal ke lantai 6 dan langsung bisa naik kereta.
Memang, Chongqing memiliki reputasi untuk arsitektur dan infrastruktur yang tidak biasa. Daerahnya di lereng bukit. Karena alasan inilah para arsitek memutar otak untuk berpikir bagaimana caranya bisa menghasilkan solusi yang layak. Beberapa kreasi mereka yang paling terkenal termasuk persimpangan jalan yang luas dengan 15 jalur yang menuju delapan arah yang berbeda, jembatan pejalan kaki 13 lantai dan gedung apartemen terkenal di dunia yang memiliki kereta yang melintasinya.
Tambahan terbaru dari arsitektur unik Chongqing adalah bangunan bertingkat lima dengan atap bertingkat yang berfungsi ganda sebagai jalur umum satu jalur. Foto-foto pemandangan yang tidak biasa pertama kali diposting di Weibo, versi Twitter di China, Rabu lalu, dan dengan cepat menjadi viral.
Surat kabar Beijing Youth Daily mengunjungi bangunan unik tersebut dan berbicara dengan petugas keamanan di sana, yang mengatakan bahwa jalan tersebut diciptakan untuk membantu penduduk mencapai rumah mereka dengan lebih mudah.
Gedung berlantai lima ini dibangun di sisi bukit dan sebenarnya terparkir dalam ruangan dari kompleks apartemen yang lebih tinggi di sisi bukit. Tanpa jalan, warga harus naik lift atau berjalan kaki dari permukaan jalan, di dasar bukit sampai ke gedung apartemen. Dengan cara ini, mereka bisa mengemudikan mobil mereka sampai ke bangunan tempat tinggal dan membiarkan mobil mereka diparkir di sana.
Ada banyak orang yang tinggal di gedung berlantai lima ini, ternyata keempat lantai atasnya merupakan tempat parkir dalam ruangan, sementara permukaan tanah diambil oleh berbagai toko. Plus, atapnya dilengkapi dengan bahan reduksi kebisingan, sehingga hampir tidak ada suara mobil yang melaju melewatinya.
Jika Cina punya apartemen yang dalamnya bisa dilalui kereta, maka Jepang memiliki gedung juga yang unik menyerupai Cina. Bedanya yakni apartemen di Jepang bagian dalamnya bukan berupa jalur kereta, tapi jalan layang. Mobil, bus, dan truk adalah beberapa kendaraan yang bisa melewatinya.


Lain halnya dengan Cina, terdapat bangunan yang di dalamnya terdapat jalan layang di kota Osaka, Jepang. Kalau di Cina dibuat karena inisiatif arsitek dan perencana kota membuat bangunan unik di lalui jalur kereta, berbeda dengan Gate Tower atau TKP Garden City di Osaka. Gedung ini dibangun khusus untuk bisa dilewati kendaraan karena sang pemilik gedung enggan memberikan lahannya pada pemerintah yang berencana membangun jalan. Oleh karena itu, antara pemilik properti TKP Garden City dengan pemerintah terjadi kesepakatan ini – jalan layang dan gedung yang dibangun secara bersama dalam satu atap.
Bangunan The Gate Tower sebenarnya adalah hasil kompromi yang tidak biasa antara pemilik tanah dan pemerintah Jepang. Lahan tersebut telah lebih dulu ditempati oleh sebuah perusahaan pengolah kayu dan arang sejak awal periode Meiji. Lama kelamaan gedung tersebut mulai rusak akibat terkena dampak produksi.
Pada tahun 1983, perusahaan memutuskan untuk membangun kembali gedung tersebut, tetapi izin bangunan ditolak karena pemerintah berencana membangun jalan raya di atas tanah ini. Pemegang hak milik menolak untuk menyerah, dan akhirnya bernegosiasi dengan pemimpin proyek Hanshin Expressway selama kurang lebih 5 tahun hingga mencapai solusi yang ada saat ini.





Share on Google Plus

About BiruSeru

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment

0 comments:

Post a Comment