Foto daging ular piton yang sudah
dipotong-potong dan dijual di Transmart Manado sempat membuat heboh warganet.
Berdasarkan pemantauan di pusat perbelanjaan terbaru yang terletak di Kompleks
Bahu Mall Manado ini, Senin (3/7/2017), stok daging ular itu sudah habis
terjual.
"Letaknya di sebelah daging babi. Tapi sekarang stoknya lagi kosong, karena banyak permintaan," ujar salah satu karyawan Transmart Manado.
Dia mengakui, stok daging ular piton itu sudah habis sejak tiga hari terakhir ini. "Apalagi ada kegiatan pengucapan syukur di Minahasa Tenggara, Minggu kemarin. Sehingga memang stoknya habis," ujar dia.
Sejumlah pembeli yang datang di Transmart Store Manado juga tidak menemukan daging ular yang dalam bahasa lokal di Manado disebut patola itu.
"Letaknya di sebelah daging babi. Tapi sekarang stoknya lagi kosong, karena banyak permintaan," ujar salah satu karyawan Transmart Manado.
Dia mengakui, stok daging ular piton itu sudah habis sejak tiga hari terakhir ini. "Apalagi ada kegiatan pengucapan syukur di Minahasa Tenggara, Minggu kemarin. Sehingga memang stoknya habis," ujar dia.
Sejumlah pembeli yang datang di Transmart Store Manado juga tidak menemukan daging ular yang dalam bahasa lokal di Manado disebut patola itu.
"Kalau kami di Manado biasa
saja, tak masalah dengan daging ular patola. Justru kalau habis stok
seperti ini, kami harus jauh-jauh lagi mencarinya ke pasar tradisional Kota
Tomohon," ujar Sherly Palit, salah satu pembeli yang ditemui.
Manajemen pihak Transmart Bahu Manado mengakui benar ada penjualan daging ular
piton tersebut. Penjualan daging ular didasarkan hasil survei pasar kepada
warga Manado.
"Daging ular termasuk salah
satu, dari yang lainnya seperti tikus, babi, anjing, dan kelelawar," ujar
Hendra Simbolon, Store Manager Transmart Bahu Manado saat ditemui, pagi tadi.
Hendra mengatakan, saat pembukaan Transmart Manado memang mereka belum langsung menjual daging ular. "Tapi kemudian ada permintaan dari konsumen, sehingga kami akhirnya menjualnya," ujar Hendra.
Dia menambahkan, penjualan daging ular sebenarnya tidak perlu dipersoalkan. Pasalnya, tidak ada larangan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat.
"Apalagi dari warga Manado sendiri, karena memang ini bagian dari kearifan lokal. Buktinya dalam setiap acara pesta, daging ular yang paling dicari," papar Hendra.
Dia juga mengakui, dalam beberapa hari ini stok daging ular piton lagi kosong. "Kami memang punya pihak yang menyuplai. Namun juga karena lagi heboh di medsos, untuk sementara belum ada daging ular yang masuk," ujar Hendra.
Penjualan kuliner ekstrem seperti daging ular, tikus, anjing, kelelawar, hingga monyet hitam di wilayah Sulawesi Utara, termasuk Manado, menjadi hal yang biasa di kalangan masyarakat. Kecuali, monyet hitam yang sudah dilarang diperjualbelikan, komoditas lainnya dijual bebas di pasar tradisional hingga supermarket modern seperti Indo Grosir dan Giant.
"Makanya kami juga heran, mengapa saat kami menjual daging ular ini, kok malah jadi heboh. Kan yang lain juga menjual yang sama," kata Hendra.
Dalam tiga hari terakhir ini, foto-foto daging ular piton dalam kemasan yang berlabelkan “Transmart” menjadi viral di media sosial. Berbagai komentar berdatangan, walau warga Manado sendiri menganggap hal itu biasa.
Hendra mengatakan, saat pembukaan Transmart Manado memang mereka belum langsung menjual daging ular. "Tapi kemudian ada permintaan dari konsumen, sehingga kami akhirnya menjualnya," ujar Hendra.
Dia menambahkan, penjualan daging ular sebenarnya tidak perlu dipersoalkan. Pasalnya, tidak ada larangan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat.
"Apalagi dari warga Manado sendiri, karena memang ini bagian dari kearifan lokal. Buktinya dalam setiap acara pesta, daging ular yang paling dicari," papar Hendra.
Dia juga mengakui, dalam beberapa hari ini stok daging ular piton lagi kosong. "Kami memang punya pihak yang menyuplai. Namun juga karena lagi heboh di medsos, untuk sementara belum ada daging ular yang masuk," ujar Hendra.
Penjualan kuliner ekstrem seperti daging ular, tikus, anjing, kelelawar, hingga monyet hitam di wilayah Sulawesi Utara, termasuk Manado, menjadi hal yang biasa di kalangan masyarakat. Kecuali, monyet hitam yang sudah dilarang diperjualbelikan, komoditas lainnya dijual bebas di pasar tradisional hingga supermarket modern seperti Indo Grosir dan Giant.
"Makanya kami juga heran, mengapa saat kami menjual daging ular ini, kok malah jadi heboh. Kan yang lain juga menjual yang sama," kata Hendra.
Dalam tiga hari terakhir ini, foto-foto daging ular piton dalam kemasan yang berlabelkan “Transmart” menjadi viral di media sosial. Berbagai komentar berdatangan, walau warga Manado sendiri menganggap hal itu biasa.
0 comments:
Post a Comment