Kalau membicarakan soal social media, hal pertama yang
terlintas di pikiran mungkin Facebook. Atau mungkin kita akan langsung terpikir
Twitter, Path, Instagram, atau Periscope. Tapi tahukah bahwa ada sejumlah
social media yang dulu sangat populer sebelum Facebook tercipta.
Di sekitar
tahun 90an hingga awal 2000an, ada setidaknya lima social media besar yang
sangat menyita perhatian para pengguna internet.Inovasi tak dimungkiri telah menjadi bagian dari media
sosial. Dari masa ke masa, pengguna internet selalu dihadapkan dengan media
sosial yang berbeda dan menawarkan kemampuan lebih beragam.
Namun, sama seperti di lini bisnis lain, tak seluruh media
sosial dapat selalu bertahan. Ada beragam alasan sebuah media sosial
ditinggalkan pengguna, mulai dari ada platform lain yang lebih baik atau sekadar
bosan.
Berikut ini ada lima social media yang dibuat sebelum
Facebook. Ada yang masih bertahan tapi ada juga yang sudah meredup dan
menghilang.
1. Friendster
Sebelum Facebook muncul, Friendster merupakan media sosial
yang paling hits. Hanya dalam waktu tiga bulan sejak
kemunculannya, sudah ada tiga juta pengguna aktif per bulannya. Didirikan oleh
Jonathan Abrams, Friendster sempat akan dibeli oleh Google dengan harga 30 juta
dolar.
Namun, Jonathan memilih untuk mengambil investasi modal ventura dan
berusaha untuk mengembangkan perusahaannya sendiri. Namun, kedigdayaan media sosial ini tak berlangsung lama.
Facebook yang ketika itu tengah merangkak naik, dengan cepat menarik hati para
pengguna internet di seluruh dunia.
Akibatnya, media sosial ini terbebani masalah teknis
sehingga pada 2006 penggunanya turun drastis di Amerika Serikat. Sempat
terseok, Friendster yang dibantu pengguna di wilayah Asia Tenggara didesain
ulang sekitar 2009. Namun, pada 2011, media sosial ini mulai kehilangan pamor
dan semakin ditinggal pengguna. Pada tahun yang sama, media sosial ini berubah
dan meluncur kembali sebagai situs bermain game.
2. Myspace
Para pecinta musik pasti cukup familiar dengan media sosial
ini. Myspace ini didirikan tahun 2003 oleh Tom Anderson dan Chris DeWolf
bersama rekan-rekannya.
Saat berada di puncak popularitas, laporan mencatat,
pengunjung Myspace dapat mencapai 75,9 juta orang dalam sebulan. Namun, kondisi
itu juga tak bertahan lama dan pengguna MySpace pun berangsung terus berkurang.
Pada 2011, kepemilikan MySpace beralih ke Viant. Ketika itu,
Viant membeli platform yang diciptakan oleh Chris DeWolfe dan Tom Anderson ini
dengan nilai US$ 35 juta atau sekitar Rp 471 miliar.
Setelah itu, pada Februari 2016, Time Inc secara resmi
mengumumkan akuisisi Viant. Dengan adanya akuisisi tersebut, Time Inc telah
menggabungkan data, analisis, dan iklan pelanggannya dengan data yang dimiliki
Viant.
3. Foursquare
Foursquare sempat begitu populer di kalangan pengguna
internet Indonesia sekitar 2009. Melalui platform ini, pengguna dapat berbagai
lokasi dengan orang lain. Layanan ini sempat menjadi media efektif untuk suatu
tempat, baik itu restoran, kafe, ataupun toko.
Meski masih bertahan sampai sekarang, pengguna Foursquare
dikabarkan terus menurun. Pertengahan 2014, Foursquare sempat merilis platform
baru dan terpisah dari layanannya, yakni Swarm.
Namun, akhir tahun lalu sempat tersiar kabar bahwa nilai
valuasi perusahaan sempat turun karena ditinggal oleh CEO-nya, Dennis Crowley,
yang memilih menjabat sebagai Executive Chairman.
Pengganti Crowley, Jeff Glueck, pun membantah kabar
tersebut. Akan tetapi, ia tak menampik perusahaan memang tak terlalu menonjol
selama periode 2009 atau 2010.
4. Plurk
Plurk merupakan media sosial berbasis microblogging yang mulai
meraup kepopuleran di Indonesia sekitar 2009. Adapun platform ini menawarkan
layanan mirip Twitter dengan memberi kesempatan penggunanya untuk menuliskan
status yang dikenal sebagai plurk dengan panjang maksimum 140 karakter.
Pengguna di Indonesia yang terus tumbuh membuat Plurk terus
mengembangkan sayapnya. Pada 2013, Plurk akhirnya merilis akun Plurk Indonesia
sebagai akun resmi yang hadir untuk pengguna di Tanah Air.
Kendati demikian, pengguna Plurk sendiri sudah tak sebanyak
saat masih digandrungi pengguna internet Tanah Air. Saat ini, Plurk sendiri
masih digunakan secara terbatas dan belum benar-benar ditinggal penggunanya.
5. Koprol
Berbeda dari media sosial lain, Koprol merupakan jejaring
sosial buatan dalam negeri. Media sosial ini memberitahu lokasi sesama pengguna
Koprol dan menghubungkannya dengan pengguna lain yang berada di tempat sama.
Sempat begitu populer, media sosial yang dikembangkan oleh
Satya Witoelar, Fajar Budiprasetyo, dan Daniel Armanto ini pun sempat menarik
perusahaan teknologi asing. Tahun 2010, Yahoo menyatakan resmi mengakuisisi
Koprol.com.
Namun, tak disangka, perkembangan Koprol dianggap tak sesuai
dengan rencana Yahoo. Pada Agustus 2012, Yahoo pun memutuskan untuk menyetop
layanan Koprol dan memecat sejumlah karyawan. Setelah itu, kabar mengenai
Koprol pun tak lagi dikembangkan.
6. mIRC
Tahukah kapan mIRC ini dibuat pertama kali? Media sosial
yang satu ini dibuat sejak tahun 1995. Wah, lama sekali ya. Media ini memang
menyenangkan untuk bisa mencari teman sekaligus berkenalan dengan orang-orang
baru dari berbagai belahan dunia.
0 comments:
Post a Comment