Ngeri! Ada Banyak Jutaan Sampah Antariksa Yang Mengelilingi Bumi


Bumi kita dikelilingi banyak sampah berupa bangkai-bangkai satelit, pecahan-pecahan roket, dan benda-benda tak berguna lain yang terbuat dari besi maupun plastik.

Teknologi semakin maju, keberadaan benda-benda di ruang angkasa juga semakin meningkat. Negara-negara maju berlomba-lomba mengirimkan benda-benda ke angkasa tersebut, seperti satelit dan sebagainya yang digunakan untuk penelitian berbagai bidang ilmu pengetahuan atau untuk kepentingan lainnya.

Benda-benda yang dikirimkan ke angkasa tersebut tidak selamanya berfungsi. Jika telah rusak atau tak berfungsi maka mereka akan mengirimkan yang baru. Bagaimana dengan benda-benda yang tak berfungsi di ruang angkasa? Seberapa banyak benda-benda tersebut di luar sana? Bagaimana jika benda-benda tadi jatuh ke bumi secara bersamaan? Benda-benda yang tidak terpakai itu kita sebut dengan sampah antariksa.

Sampah Antariksa adalah koleksi objek-objek di orbit sekitar bumi hasil buatan manusia yang sudah tidak dapat digunakan lagi manfaatnya. Biasanya objek-objek ini berupa potongan roket, satelit yang sudah tidak berfungsi dan puing-puing objek buatan manusia lainnya, objek-objek ini sering menjadi ancaman bagi operasi luar angkasa.

Sampah-sampah yang melesat di orbit Bumi ini berpotensi bahaya, karena bisa menabrak dan merusak satelit atau pesawat antariksa lainnya yang beroperasi di antariksa. Selain itu, sewaktu-waktu benda-benda yang sudah tak ada fungsinya itu akan jatuh ke bumi. Aktivitas astronot di ruang angkasa juga akan terganggu akibat sampah antariksa tersebut.

Pada 2012 saja badan antariksa Swiss memperkirakan ada lebih dari 16.000 objek yang berukuran lebih dari 10cm dan ratusan juta objek yang lebih kecil. Namun, European Space Agency (ESA) memperkirakan bahwa pada saat ini, ada sekitar 170 juta keping puing-puing ruang angkasa yang mengorbit bumi, yang meluncur di sekitar atmosfer bumi pada kecepatan delapan kilometer per detik atau lebih dari 25 ribu kilometer per jam, 10 kali lebih cepat dari peluru.


Tabrakan dengan sampah ruang angkasa berukuran satu sentimeter saja memiliki kekuatan energi yang setara dengan sebuah granat tangan. 

Sampah ruang angkasa tidak hanya ancaman bagi penerbangan pesawat ruang angkasa yang berawak, tetapi juga untuk satelit yang akan berdampak pada kehidupan kita sehari-hari. Disitulah peran pembersih sampah ruang angkasa diperlukan. Sejauh ini para ilmuwan sudah mengerahkan berbagai cara untuk mengatasi sampah antariksa.

Perusahaan layanan satelit berbasis di Singapura, Astroscale, saat ini tengah mengembangkan dua jenis satelit. Satelit pertama yaitu satelit mikro yang akan mengumpulkan data real time sampah ruang angkasa yang ukurannya lebih kecil dari satu milimeter. Satelit kedua, disebut sebagai End of Life Service (ELSA), yang di fungsikan untuk menangkap dan menghapus pesawat ruang angkasa yang tidak berfungsi milik operator satelit. Setelah ditangkap, ELSA akan memaksa sampah turun ke atmosfer bumi sehingga terbakar.

ELSA dilengkapi dengan dengan kamera serta sensor sehingga bisa menentukan lokasi satelit yang akan ditangkap. Astroscale berencana akan melakukan uji coba ELSA pada Oktober 2019.Komite Koordinasi Sampah Ruang Angkasa Antar Antariksa memiliki pedoman umum bahwa satelit dan pesawat ruang angkasa harus dikembalikan ke atmosfer bumi dalam waktu 25 tahun setelah masa operasinya berakhir.

Share on Google Plus

About BiruSeru

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment

0 comments:

Post a Comment