Ini Alasan Ibu Kota Negara Harus Dipindahkan Ke Palangkaraya




Wacana pemindahan Ibu Kota Negara dari Jakarta selalu muncul dan tenggelam dari berbagai masa pemerintahan. Bahkan sejak awal. Presiden pertama Sukarno merasa Jakarta tak layak jadi Ibu Kota. Ia mengagas, pemindahan ibu kota negara dari Batavia sejak di eranya. Namun berbagai usulan pemindahan itu selalu kandas.
Wacana ini hilang begitu saja. Kemudian, muncul kembali saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat presiden RI di 2013. Lagi-lagi, Palangkaraya menjadi opsi utama perpindahan ibu kota ini.
Presiden Jokowi pun akhirnya melanjutkan wacana ini. Juru Bicara Kepresidenan, Johan Budi menjelaskan, wacana kembali muncul saat Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Palangkaraya sekitar setahun lalu. Kala itu, Johan mengatakan, banyak masyarakat yang meminta agar Presiden merealisasikan pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Palangkaraya.
Pemerintah tengah mewacanakan kembali pemindahan ibu kota Negara. Rencananya, ibu kota Negara akan dipindahkan ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Sebab, Palangkaraya merupakan kota di tengah-tengah Pulau Kalimantan. Selain itu, Kalimantan merupakan pulau terbesar di Indonesia.

"Jadikanlah Kota Palangkaraya sebagai modal dan model," ujar Soekarno saat pertama kali menancapkan tonggak pembangunan kota ini 17 Juli 1957.
Sejumlah alasan dikemukakan berbagai lembaga soal perlu segeranya  pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke daerah lain. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) misalnya memprediksi Jakarta tenggelam pada 2030 apabila Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak memperhatikan keseimbangan ekologis.
Menurut Bappenas, pemindahan ibu kota negara terkait pula dengan banyaknya orang bekerja di Jakarta sementara mereka berdomisili di pinggiran Jabotabek, yang akan mengakibatkan pemborosan bahan bakar minyak (BBM). Setidaknya 6,5 miliar liter BBM senilai sekitar Rp 30 triliun yang dihabiskan oleh 2 juta pelaju ke Jakarta setiap tahun.

Lihat Video Populer:


Nama Palangka Raya selalu muncul kembali setiap wacana pemindahan ibu kota ramai dibicarakan. BBC Indonesia pun bertanya kepada pakar dan penulis, mengapa kota di Kalimantan Tengah tersebut terus digadang-gadang menjadi ibu kota baru negeri ini.
Penulis buku 'Sukarno & Desain Rencana Ibu Kota RI di Palangkaraya', Wijanarka, kepada BBC Indonesia menyatakan Sukarno mencuatkan ide pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Palangkaraya pada periode tahun 1957-1958.

"Nama Palangkaraya (muncul) karena berada persis di tengah NKRI, di tengahnya Indonesia. Atas dasar itu, Palangkaraya menjadi lebih populer sebagai calon ibu kota dari kota lainnya," ungkap Wijanarka, Senin (04/07).
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, menyebut pemindahan pusat administrasi pemerintahan, ke luar dari Jakarta akan dimulai pada "2018 atau 2019".
Meskipun nama Palangkaraya kerap disebut, pemerintah menyatakan masih mempertimbangkan sejumlah pilihan kota, yang menurut Menteri Agraria dan Tata Ruang, Sofyan Djalil, harus yang "paling suitable dan bagus".
Alasan yang paling mendasari Ibu Kota Negara pindah ke Palangkaraya adalah Karena Jakarta sudah terlalu padat, Ibu Kota Negara harus diluar pulau jawa, Kondisi di pulau Kalimantan tidak rawan gempa, lahan masih sangat luas, dan murah, dan satu lagi pemindahan ibu kota ini tidak akan memakai dana APBN.
Share on Google Plus

About BiruSeru

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment

0 comments:

Post a Comment